Namahage biru dan Namahage merah

TAKUT BANGET! Mau lihat festival malah ditakutin sama setan Jepang Namahage!

Namahage merupakan folk atau cerita rakyat yang berasal dari kota oga, prefektur Akita. Prefektur ini terletak di utara Jepang yang musim dinginnya berlimpah salju. Jika teman-teman pergi ke festival Namahage, sebaiknya tidak berekspektasi tentang orang Jepang yang menggunakan kimono atau parade menari yang meriah karena Namahage berarti setan dan pasti memiliki wajah yang menyeramkan. Namahage merupakan perwujudan lain dari dewa yang turun dari gunung pada pergantian tahun untuk mengunjungi rumah-rumah penduduk untuk mengusir roh jahat dan khususnya untuk menakuti anak kecil agar tidak malas dan patuh kepada orangtua. 

Perwujudan dewa tapi kok wajahnya seram?

Namahage mempunyai wajah yang seram dengan mimik marah dan mempunyai dua taring yang keluar dari mulutnya. Tubuh namahage ini diselimuti jerami dan di tangannya membawa kayu yang berbentuk pisau. Konon katanya pisau ini untuk menguliti anak kecil maupun istri yang malas, hanya suka duduk di dekat perapian saat musim dingin hingga kulit tangannya melepuh. Wajah namahage umumnya berwarna biru dan merah. Namahage yang berwajah merah  yang merepresentasikan setan laki-laki sedangkan namahage yang berwajah biru merepresentasikan setan perempuan. 

Cerita Rakyat Namahage

Dulu, namahage turun dari gunung saat pergantian tahun. Mereka akan mengunjungi rumah penduduk yang ada di bawah gunung. Mereka diceritakan suka menggedor pintu dan menghentakkan kaki dengan keras. Bukan tanpa sebab, hal ini dilakukan dengan tujuan agar roh jahat yang berada di rumah warga tersebut pergi. Meskipun berpenampilan seram, kedatangan namahage ke rumah-rumah warga justru dipercaya membawa keberuntungan. Makadari itu kunjungan namahage disambut dengan sukacita oleh tuan rumah dan tak jarang namahage disuguhi makanan, mochi hingga sake. Selain membawa keberuntungan, namahage juga sengaja menakuti anak kecil. Cara agar Namahage berhenti menakuti anak kecil adalah dengan berjanji tidak akan malas dan akan mematuhi perintah orang tua. Orangtua juga dapat membela anaknya dengan mengatakan bahwa mereka adalah anak yang rajin dan menurut kepada orangtua agar namihage pergi. Pun biasanya orang tua akan memberikan mochi kepada namahage agar segera meninggalkan anak mereka. 

 Festival Namahage Sedo 

Festival ini diadakan pada hari jumat sabtu, dan minggu di minggu ke dua bulan Februari di Shinzan shrine. Festival ini dibuka dengan upacara shinto yang dibuka oleh priest setempat. Kemudian pemuda yang bertugas untuk memerankan “Namahage” diberikan topeng dan bersiap di atas bukit. Ketika festival dimulai mereka berbondong-bondong menuruni bukit. Setelah itu disajikan penampilan drum dengan pemainnya yang lengkap dengan kostum namahage. Selain itu, ada juga penampilan tarian namahage yang meriah. Festival ini ditutup dengan Namahage yang kembali ke atas bukit.

Namahage” memang terlihat seram tetapi jika dilihat dari tujuannya yang baik untuk masa depan masyarakat juga. pasti paham atas  Kira-kira festivalnya beneran nyeremin nggak ya? Jika kalian penasaran dan ingin melihat secara langsung si Namahage yang sangat ikonik itu mimin ingetin jangan lupa untuk memakai pakaian hangat dan perut yang sudah terisi saat akan menonton festival ini ya. Kalau kalian ingin lulus ujian JLPT maupun JFT belajarnya di NEXS Academy saja. Jangan khawatir jika kamu berada di luar Surabaya karena kami juga menyediakan kelas online dan akan mendapat recording kelas secara GRATIS. Hubungi kami di nomor whatsapp ini ya. 

×

こんにちは!NEXS memiliki program kelas Privat Online/Offline, Reguler (Basic-Intermediate-Advance), JLPT, Conversation Class, Study In Japan, Translate dan Penerjemah.

× Chat Kami...